Di tengah-tengah membahas kitab al-Arba’un an-Nawawiyyah, Bidayat al-Hidayah, Kunuz as-Sa’adah, atau Adabu Suluk al-Murid waktu itu (Di Al-Fachriyyah), ada satu frase kisah yang dituturkan dan masih kuingat jelas;
Tersebutlah dahulu seorang sayyid dari kalangan Bani ‘Alawi, di sebuah tempat di Yaman sana. Pemuda itu bernama Abu Bakar. Ketika dirasa cukup mempelajari ilmu-ilmu syariah, ia merasa sudah waktunya untuk berdakwah. Maka dari itu, dia sowan ke hadapan ayahanda untuk meminta restu.
“Duhai Ayahanda, izinkan ananda untuk pergi berdakwah, ke ‘Adn”, pintanya.
Sang ayah tidak langsung seketika mengizinkan. Ia justru mensyaratkan satu ujian lagi bagi putranya itu untuk dilalui. “Boleh saja, namun sebelumnya bawakan dulu ke hadapanku hal yang lebih hina darimu”, ujar sang ayah.
“Baik Ayah”, sahut pemuda itu.
Maka Abu Bakar mulai berkeliling wilayahnya. Seharian penuh ia mencari-cari “pesanan” sang ayah. Hingga menjelang petang ia pulang dengan tangan hampa.
“Mengapa kau tidak membawa apa-apa?” tanya sang ayah.
“Maaf Ayah.”
“Apa yang kau temui di luar sana?”
“Ananda bertemu anak-anak kecil, kupikir mereka tidak lebih hina dari hamba, mereka tentu tidak banyak berdosa seperti hamba ini. Lalu hamba bertemu orang tua yang jelek perangainya, namun hamba juga merasa tidak lebih mulia darinya, bisa saja ia bertaubat dan mendapat derajat yang mulia. Lalu, hamba melihat seonggok bangkai anjing di sudut kota.”
“Lalu?”
“Masya Allah, bangkai itu kelak tidak akan dihisab sebagaimana manusia ini, duhai Ayah. Hamba rasa, bangkai itu tidak lebih hina dari hamba. Sepertinya tidak ada yang lebih hina dari diri ini, Ayah maafkan ananda jika tak bisa memenuhi perintahmu.”
Sang Ayah tersenyum, sambil berujar: “Anakku, sekarang kuizinkan kau berdakwah, kau sudah siap.”
Maka mulailah pemuda itu berdakwah tanpa lelah di wilayah ‘Adn dan sekitarnya, dan dikenal sebagai al-Habib Abu Bakar al-‘Adni.
الله الله يا الله الله الله يا الله
جمل أحوالنا وارحم ولا تمتحنا
جمل أحوالنا وارحم ولا تمتحنا
~
Diceritakan oleh: al-Ustadz Zia Ul Haq
Post By Santosa Uyee
0 komentar:
Posting Komentar