Kamis, 12 November 2015

ABU BAKAR AS SHIDDIQ ORANG YANG SANGAT CINTA KEPADA RASULULLAH

Saat peristiwa Hijrah dari Makkah Al-Mukarromah ke Madinah Al-Munawwaroh. Rasulullah mulai melakukan hijrah, malam itu malam 1 Rabi’ul Awwal beliau keluar sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari, Sirah Ibn Hisyam dan lainnya, dan menginap di goa Tsur selama tiga malam.

kisah sahabat abu bakar
Pada hari ketiga, Rasulullah melanjutkan perjalanan dan dikejar oleh Suraqah, [sebelum ia masuk Islam], Suraqah mempunyai ketajaman di dalam memahami jejak. Jadi kalau ada sepuluh langkah, maka Suraqah ini bisa membedakan. biasanya kita bertanya yang mau kita cari ciri-cirinya bagaimana , tinggi badannya , umurnya dan lainnya . Tapi Suraqah bisa mengetahui langkah kudanya atau keledainya, bukan langkah orangnya karena orang-orang zaman dahulu tidak jalan kaki .
Di setiap harinya ratusan orang keluar Makkah, maka Suraqah berkata : ” tidak perlu orang lain, aku sendiri yang akan mengejar Muhammad “yang lain tidak usah ikut mengejar. kalau sudah Suraqah yang mengejarnya, maka yang lain tidak ada gunanya. Maka Suraqah keluar mencari dan kemudian menemukannya, karena memang pakarnya, kalau dalam bahasa kita adalah bagian tim penyelidik, pencari jejak .
Abu Bakr As Shiddiq orang yang sangat cinta kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam yang selalu menjaga Rasul dari bahaya, yang terkadang di depan Rasul, terkadang di samping beliau, terkadang di belakang beliau. Beliau di belakang Rasul berfikir kalau ada jurang yang tajam di depan Rasul, atau ada pegunungan barangkali ada orang di atas sana yang ingin memanah, maka Abu Bakr lari ke depan supaya kalau ada panah maka akan terkena ke beliau bukan terkena Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam. dan ketika ia melihat di sebelah kiri banyak pohon kaktus maka ia lari ke sebelah kiri khawatir ada orang yang menyerang Rasul dari kiri, terus seperti itu yang dilakukan Abu Bakr As Shiddiq karena risau dan cintanya kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam .
Ketika Abu Bakr melihat ke belakang ternyata ada orang yang mengikuti mereka, maka Abu Bakr berkata : “Ya Rasulullah ada orang yang mengejar kita di belakang”,
Tapi Rasulullah tetap berjalan dengan tenang sambil membaca Al Quran Al Karim, Rasul adalah orang yang paling damai dan tenang tidak risau dengan segala yang terjadi di alam semesta, di hadapannya keagungan Allah subhanahu wata’ala maka Rasulullah tetap santai saja berpaling pun tidak, sedangkan Abu Bakr berkata dengan risau: “Wahai Rasulullah orangnya semakin mendekat”, tapi Rasulullah tetap diam .Yang ketiga kalinya Abu Bakr berkata : “Wahai Rasulullah yang datang adalah orang yang bersenjata, dia pakai perisai, membawa pedang dan tombak “. Maka Rasulullah hanya melirik sedikit dan berjalan, maka Suraqah yang mengikutinya itu beserta kudanya di pendam oleh bumi sampai ke lutut kudanya, Suraqah tidak bisa maju lagi.
maka Rasulullah terus berjalan dan Abu Bakr terus melihat ke belakang, terlihat Suraqah mundur maka Suraqah keluar dari pendaman tanah itu, dan ketika dia maju lagi untuk mengejar Rasulullah ia pun terpendam lagi oleh tanah, terus saja begitu, ketika ia mundur ia terbebas dari pendaman tanah dan ketika ia maju maka ia kembali dipendam oleh tanah.
Maka Suraqah berkata: “Wahai Muhammad “, maka Rasululullah pun menoleh sedikit dan Suraqah pun terlepas dari pendaman tanah itu, kemudian ia kembali mengejar dan ketika semakin dekat, ia di pendam lagi oleh bumi, maka ia berkata : ” Wahai Muhammad “, maka Nabi Muhammad menoleh seakan-sekan memberikan isyarat kepada bumi untuk melepaskan Suraqah, kemudian berjalan lagi, maka Suraqah terbebas dari pendaman bumi .
Dan yang ketiga hampir tombak Suraqah mengenai belakang kuda Abu Bakr As Shiddiq, maka Abu Bakr berkata: “Wahai Rasulullah orang itu sudah dekat dengan kita”, maka Rasulullah berkata: “Ya Allah pendam dia sampai setengahnya”, maka terpendamlah Suraqah sampai ke leher kudanya, maka Suraqah tidak bisa bergerak, mundur tidak bisa, maju pun tidak bisa, maka ia mengangkat tombaknya dan berkata: “Aku menyerah, aku menyerah”.
Maka Rasul berdoa dan Suraqah keluar dari tempatnya, kemudian Suraqah berkata: “wahai Muhammad, aku tidak akan mengejarmu lagi, tapi sebelum aku pergi berikan aku secarik surat bahwa aku pernah berjumpa denganmu”, maka disimpanlah surat itu oleh Suraqah kemudian pulang. Maka kuffar Qurays berkata : “Wahai Suraqah sudah kau temukan Muhammad? jika tidak, maka kami siap mencarinya”, maka Suraqah berkata: “kalau aku sudah mencarinya dan tidak ketemu, Apalagi kalian,,, mereka sudah pergi tidak tau kemana arahnya, entah ke Syam, entah ke Persia, entah ke Baghdad entah kemana saya tidak tau, jejaknya tidak ketemu “.
Maka Rasulullah terus melanjutkan perjalanannya dan ketika waktu dhuha, saat terik matahari mulai terasa maka mereka mencari tempat untuk berteduh, kemudian Abu Bakr As Shiddiq menaruh rida’nya (sorban) di buka dan dibentangkan di tanah dihadapan Rasulullah, karena tanah itu panas terkena sinar matahari. Maka rida’nya yang tebal dibentangkan supaya Rasulullah duduk tidak terkena tanah yang panas itu, maka Rasulullah beristirahat.
Kemudian Abu Bakr pergi ke beberapa penjuru barangkali ada air atau susu , maka beliau membeli air dan susu dari penggembala yang jauh dari tempat itu . Dan beliau kembali membawa susu itu yang ditutup dengan rida’nya yang satunya lagi, dan ia mempunyai kain lain yang juga menutupi air agar jangan sampai terkena debu, sampai beliau duduk dihadapan sang Nabi maka ia meniup tutup dari bejana susu itu supaya bersih dari debu, barulah kemudian dihadapkan ke Rasulullah, “Minumlah wahai Rasulullah”, maka Rasulullah meminumnya lantas setelah itu Abu Bakr As Shiddiq memberikan air, dan Abu Bakr As Shiddiq berkata: “Wahai Rasulullah mari kita berjalan lagi”.
Maka Rasulullah berjalan sampai di suatu goa dan Rasul shallallahu ‘alahi wasallam masuk ke goa itu untuk beristirahat, terlihat di dalamnya terdapat banyak lubang dan itu adalah sarang ular, maka Abu Bakr mulai menutupinya dengan batu, tanah dan kain bahkan pakaiannya ada yang disobek untuk menutupi lubang-lubang itu, tertinggal satu lubang belum tertutup.
Kemudian Rasulullah tidur di pangkuan Abu Bakr As Shiddiq maka Abu Bakr tertuju kepada satu lubang itu yang belum ditutup dan yang lain aman, begitu ia melihat ada yang bergerak dan ternyata seekor ular yang keluar maka ditutup dengan tangannya dan ular itu menggigit dan terus menggigit tangan Abu Bakr. Abu Bakr As Shiddiq hanya diam tidak berani bergerak , karena tidak ingin membangunkan Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam yang tidur di paha beliau . Ia biarkan tangannya hancur terkena gigitan ular itu yang sakit dan pedihnya tidak bisa ia tahan namun tidak berani bersuara apalagi bergerak, karena takut membangunkan sayyidina Muahammad shallallahu ‘alaihi wasallam, air mata Abu Bakr mengalir tidak tahan merasakan sakit yang demikian dahsyat, maka airmata itu terjatuh terkena ke wajah Rasulullah, maka Rasulullah terbangun dan berkata: “kenapa engkau wahai Abu Bakr?” maka Abu Bakr menjawab : “ular wahai Rasulullah”, maka Rasulullah berkata: “Angkat tanganmu”, maka tangannya diangkat kemudian Rasulullah meludahi tangan bekas luka yang hancur karena gigitan ular, dan tangan sayyidina Abu Bakr As Shiddiq sembuh seperti semula, lalu Abu Bakr As Shiddiq membunuh ular itu.
Para Ulama’ mengatakan di antaranya guru mulia kita Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, beliau mengatakan bahwa ular itu datang bukan ingin menggigit atau mengganggu Rasul, tetapi ular itu datang ingin melihat wajah Nabi Muhammad shallallahu ‘alihi wasallam, mencari lubang di sana sini semua tertutup, dan ketika ada lubang terbuka ternyata ada orang yang menghalanginya untuk memandang wajah Rasulullah maka ular itu menggigit berkali-kali, karena biasanya ular berbisa itu kalau menggigit hanya sekali saja tidak berkali-kali, tetapi ular ini menggigit terus agar Abu Bakr melepaskan tangannya dan ular itu bisa melihat wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihin wasallam. Seluruh makhluk mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam .
Maka perjalanan dilanjutkan hingga pada hari yang ke-12 hari Senin 12 Rabiul Awal, dan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam sampai di kota Madinah Al Munawwarah maka saat itu disambut dengan qasidah :
طَلَعَ اْلبَدْرُ عَلَيْنَا مِنْ ثَنِيَّةِ اْلوَدَاع

Thola’al Badru ‘alaynaa..
min tsaniyyatil wadaa’..
__
(diceritakan Alhabib Munzier al-Musawa)

Post By Santosa Uyee

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Santosa Uyee Visit Original Post Putra ka'bah